Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=4rEvlRnGxRc
Selasa, 27 Januari 2015
Senin, 26 Januari 2015
Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah kecil disebut juga peredaran darah Pulmonalis. Jalur peredaran darah kecil meliputi jantung kemudian ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Lebih jelasnya, darah mengalir melalui bilik kanan jantung, kemudian menuju arteri pulmonalis ( pulmo = paru-paru ), kemudian mengalir lagi melalui vena pulmonalis menuju jantung, masuk ke serambi kiri. Setelah dari serambi kiri, darah di pompa masuk ke bilik kiri dan masuk ke sistem peredaran darah besar.
Secara lengkap sistem peredaran darah kecil dapat dijelaskan sebagai berikut. Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida masuk ke atrium kanan melalui pembuluh vena. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Kemudian ventrikel berkontraksi sehingga katup trikuspidalis terutup, tetapi memaksa katup pulmonalis yang terletak pada lubang arteri pulmonalis terbuka. Darah masuk ke arteri pulmonalis yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang masing-masing menuju paru-paru kiri dan kanan. Arteri pulmonalis ini bercabang menjadi arteriol. Arteriol mengalirkan darah menuju kapiler di paru-paru. Di kapiler paru-paru inilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen. Kemudian darah masuk ke venula, kemudian ke vena pulmonalis yang membawa darah yang kaya akan oksigen menuju ke atrium kiri.
Sumber : http://yuditsara.blogspot.com/2013/06/peredaran-darah-kecil-dan-peredaran_26.html
Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar disebut juga peredaran darahSistemik. Peredaran darah besar mengambil jalur dari jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali lagi ke jantung. Setelah darah yang berasal dari peredaran darah kecil sampai ke bilik kiri jantung, bilik kiri memompanya keseluruh tubuh melalui aorta ( arteri besar ) baik ke atas (kepala, otak, dsb) dan ke bawah (tangan, perut, kaki, dsb), setelah itu darah terpompa kembali masuk ke serambi kanan melalui vena dan siap masuk ke sistem peredaran darah kecil.
Secara lengkap sistem peredaran darah besar dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari atrium kiri darah (kaya oksigen) mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis. Kontraksi ventrikelmenyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung dan ke seluruh tubuh. Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selajutnya membawa darah yang kaya akan oksigen ke kapiler seluruh tubuh, pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran, yaitu oksigen dari darah akan berdifusi masuk ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan akan berdifusi masuk ke dalam darah, selanjutnya darah akan menuju ke venula dan akhirnya menuju ke vena cava. Darah dari organ tubuh yang berada di bawah jantung akan menuju ke vena cava inferior, sedangkan darah dari organ yang berada diatas jantung akan mengalir menuju vena cava superior, kedua vena besar tersebut akan bermuara di atrium kanandengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida.
Selain itu pada aorta terdapat arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung. Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung. Kapiler-kapiler inidisaring oleh venula yang menuju ke vena koroner (vena dari jantung dan ke jantung) yang bermuara ke atrium kanan.
Sumber : http://yuditsara.blogspot.com/2013/06/peredaran-darah-kecil-dan-peredaran_26.html
Floem
Floem juga
merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang
berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan
sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung
di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi
bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil
ditemukan juga asam amino dan hormon.
Seperti
halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut
floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem
sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama.
Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling
beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan
Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :
a.
Pembuluh
Unsur
penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel
tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau
ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua
adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel
memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan
oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.
Sifat khas
unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta
terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu
merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan
dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang
tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan
itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga
lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar)
bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
Jumlah bidang
tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang
besar terdapat di ujung sel.
Dinding sel
unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan
lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya
nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu
serupa sel prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas.
Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri
kemudian membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan
dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae
pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.
b.
Sel Pengiring
Sel-sel
pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel
parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk
yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara
memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel
pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh
biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel
pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak
dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata
protofloem Dicotyledoneae.
c.
Parenkim Floem
Selain
terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel
parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun
lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel
pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu berkas pengangkut.
Seperti
halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk
parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau
jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami
penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini
akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
d.
Serabut Floem
Serabut floem
terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk
dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan
itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut
ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem
setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.
Sumber : https://minamini.wordpress.com/2010/10/04/jaringan-pengangkut-xilem-floem/
Xillem
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari
xilem yang menggunakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan
pengangkut bahan organik (bahan-bahan makanan). Xilem dan Floem bersama-sama
sering disebut sebagai berkas pengangkut (berkas vascular). Tumbuhan yang
mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya
Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu, xilem
mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi
fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis
vaskular.
Pada dasarnya xilem merupakan
jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang
hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai
saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim
sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam
berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan
hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium. Xilem yang
terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah
pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai
hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem
sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya,
tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch)
Jaringan Xilem terdapat pada
bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. Trakeid
dan Trakea
Telah menjadi anggapan umum
bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena
tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya
mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid. Keduanya dalam keadaan
dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan
tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada
trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea
ujung-ujungnya penuh lubang-lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea
dapat berlangsung antara sel yang satu dengan sel lain secara bebas lewar
perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu berlangsung lewat noktah
antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga
merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada ujung sel
itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa
panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perfoasi
mengadakan penebalan sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin,
spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu dapat dijumpai pada tumbuhan
yang sama
b. Serabut
Xilem
Serabut ini strukturnya serupa
serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi lebih
lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan trakeid
saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel serabut lebih
panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di antara sel-sel
sewaktu memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem yang unsurnya
terdiri dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri dari trakeid,
serabut itu tidak jelas adanya.
c. Parenkim
Xilem
Seperti halnya parenkim di
tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xilem primer
maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium yang
berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang
sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-sel parenkim ini
mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena parenkim
berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan.
Sumber : https://minamini.wordpress.com/2010/10/04/jaringan-pengangkut-xilem-floem/
Laporan Kegiatan Praktikum Denyut Nadi
Laporan
Kegiatan Praktikum
“ Mengukur
Detak Jantung ”
Oleh :
1. Annisa
Salsabila ( 02 )
2. Irma Alvina
Febriyanti ( 11 )
3. Mutiara
Diesta ( 17 )
4. Rivaldy
Arief Wicaksono ( 20 )
SMP NEGERI 1 WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
kami mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah swt. Karena Atas berkat Rahmat dan
Hidayahnya kami dapat menyusun Laporan Kegiatan Praktikum ini sampai selesai.
Kedua kalinya kami
mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan ini. Laporan Kegiatan Praktikum ini berisikan tentang
menghitung denyut nadi.
Kami menyadari bahwa
laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan untuk memperbaiki Laporan kami
berikutnya. Kami berharap laporan ini bisa diterima dan bisa dijadikan
referensi oleh pembaca.
Wonosari , 23 Januari 2015
Penyusun
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MENGUKUR DETAK JANTUNG
I.
Tujuan
Mengukur
detak jantung
II.
Kajian Teori
Organ
dalam tubuh yang berdetak pada daerah dada adalah jantung. Jantung merupakan
salah satu organ peredaran darah yang penting bagi tubuh manusia. Seperti
pompa, jantung berfungsi memompa darah, sehingga darah dapat diedarkan ke
seluruh tubuh.
Meskipun
kerja jantung sangat berat, tetapi jantung kamu bukanlah organ yang ukurannya
sangat besar. Besar jantung manusia kira-kira
sebesar sekepalan tangan.
Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu serambi
(atrium) kiri, serambi kanan, bilik (ventrikel) kiri,
dan bilik kanan. Serambi jantung berada di
sebelah atas, sedangkan bilik jantung di sebelah bawah.
Antara
serambi kiri dan bilik kiri terdapat dua buah katup yang disebut bikuspidalis.
Antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat tiga buah katup yang disebut trikuspidalis.
Katupkatup
tersebut berfungsi menjaga agar darah dari
bilik tidak kembali ke serambi. Dinding jantung di bagian bilik kiri lebih
tebal karena bilik kiri berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Saat
berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah. Selanjutnya,
otototot jantung berkontraksi dan memompa darah keluar ruang jantung. Kedua
serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, begitu juga kedua bilik
akan mengendur dan berkontraksi secara bersama-sama.
Darah
yang mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui dua
pembuluh darah vena besar (vena kava) menuju serambi kanan. Setelah atrium
kanan terisi darah, akan di dorong ke bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan
dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju paru-paru.
Darah
yang mengandung banyak oksigen mengalir melalui pembuluh darah yang disebut
vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah yang terjadi di antara
bagian kanan jantung, paru-paru, dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner atau peredaran
darah kecil. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri.
Selanjutnya, darah yang mengandung banyak oksigen ini dipompa melewati katup
aorta yang masuk ke dalam pembuluh darah yang disebut aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Kemudian, darah kaya oksigen
ini diedarkan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
III.
Alat dan Bahan
1. Kamera
2. Stopwatch
IV.
Prosedur Kerja
1. Berkumpullah dengan teman
satu kelompokmu (satu kelompok terdiri atas empat orang).
2. Gunakan dua jarimu (selain
ibu jari) untuk menemukan denyut nadi pada pergelangan tangan temanmu.
3.
Hitung
denyut nadi pada pergelangan tangan teman kamu selama 3 kali 1 menit.
Selanjutnya, catatlah hasilnya pada tabel yang tersedia. Lakukan penghitungan
dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan.
4.
Hitung
rata – rata setiap orang dengan cara menjumlahkan hasil menit 1,2 dan 3 dibagi
3
5.
Mintalah
temanmu untuk berlari-lari kecil selama 2 menit. Lalu hitung denyut nadi selama
2 kali 1 menit.
6.
Hitung
rata – rata setiap orang dengan cara menjumlahkan hasil menit 1 dan 2 dibagi 2
V.
Hasil Pengamatan
No
|
Nama
|
Aktivitas
|
Gambar
|
|||||||
Normal
|
Berlari
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
Rata - Rata
|
1
|
2
|
Rata - Rata
|
Normal
|
Berlari
|
||
1.
|
Annisa Salsabila
|
79
|
90
|
92
|
87
|
138
|
115
|
127
|
||
2.
|
Irma Alvina Febriyanti
|
88
|
94
|
73
|
85
|
120
|
123
|
122
|
||
3.
|
Mutiara Diesta
|
70
|
81
|
85
|
79
|
100
|
113
|
107
|
||
4.
|
Rivaldy Arief Wicaksono
|
80
|
88
|
90
|
86
|
119
|
116
|
118
|
VI.
Pembahasan
Pertanyaan
:
Apakah
ada perbedaan denyut nadi antara orang yang beraktivitas normal dengan orang
yang berlari ?
Jawaban
:
Ya,
ada perbedaan denyut nadi antara orang yang beraktivitas normal dengan orang
yang sedang berlari.
VII.
Kesimpulan
Denyut
nadi orang yang beraktivitas normal lebih sedikit daripada denyut nadi orang
yang sedang berlari.
VIII.
Daftar Pustaka
·
Buku siswa IPA SMP kurikulum 2013 semester 2
Langganan:
Postingan (Atom)