Banyaknya gelombang tiap satu sekon ada yang
teratur dan ada yang tidak teratur. Bunyi alat musik adalah salah satu
contoh dari bunyi yang frekuensinya teratur. Bunyi kendaraan di jalan,
frekuensinya tidak teratur sehingga tidak enak untuk didengar. Gelombang
bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada, sedangkan
gelombang bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah.
Ketika garputala dipukul,
terdengar bunyi yang tetap dan teratur. Itulah yang disebut nada. Nada
yang dihasilkan oleh garputala yang frekuensinya berbeda akan
berbeda pula. Semakin besar frekuensi maka semakin tinggi
nadanya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah frekuensi
maka semakin rendah pula nadanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi.
Semakin tinggi
frekuensinya, jarak rapatan dan renggangannya semakin pendek. Kamu
masih ingat bahwa jarak rapatan dan renggangan yang
berdekatan disebut panjang gelombang. Jadi, semakin tinggi
frekuensi, panjang gelombangnya semakin pendek.
Dalam teori musik, simbol nada
biasanya digunakan huruf C, D, E, F, G, A, B, c, d, e, f, g, a, b, dan
seterusnya. Masingmasing nada memiliki frekuensi yang teratur.
Misalnya, sebuah garputala mengeluarkan nada musik A.
Artinya, garputala bergetar sebanyak 440 kali tiap sekonnya. Hal
ini menghasilkan 440 pasang perapatan dan perenggangan. Dengan kata
lain, nada A menghasilkan frekuensi 440 Hz. Frekuensi nada yang lainnya
dapat ditentukan menggunakan perbandingan sebagai berikut.
Tabel Deretan Nada dan Perbandingan Frekuensinya
Mengacu pada deretan nada dan
perbandingan frekuensi pada Tabel di atas maka nada-nada yang akan
diketahui frekuensinya dapat dibandingkan dengan nada yang
sudah diketahui frekuensinya. Misalnya,
a.
frekuensi nada C berbanding frekuensi nada E adalah:
fC : fE = 24 : 30,
b.
frekuensi nada C berbanding frekuensi nada G adalah:
fC : fG = 24 : 36.
Sumber : http://www.rumus-fisika.com/2014/01/nada-dalam-fisika.html#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar