Pemantulan bunyi terjadi karena gelombang bunyi
menabrak bidang pantul kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh
bidang pantul tesebut. Ketika kita mendengar suara petir, mungkin kita juga
akan mendengar suara susulan yang merupakan gema suara aslinya. Suara susulan ini
terjadi akibat adanya bunyi yang menumbuk dinding penumbuk, kemudian
dipantulkan oleh dinding itu. Tidak semua bunyi yang mengenai dinding pemantul
akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi tersebut yang diserap dinding pemantul.
Kemampuan suatu permukaan dalam memantulkan bunyi tergantung pada keras
lunaknya permukaan.
Hukum Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan
bunyi sebagai berikut. “Bunyi datang, garis normal, dan bunyi
pantul terletak
dalam satu bidang datar. Sudut datang sama besar dengan sudut pantul”.
Sudut datang adalah sudut antara bunyi datang dengan garis normal. Sudut pantul
adalah sudut antara bunyi pantul dengan garis normal. Garis normal
adalah garis tegak lurus bidang pantul melalui titik jatuh bunyi datang.
Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi
asli jika jarak dinding pantul tidak jauh dari sumber bunyi. Misalnya, bunyi
kereta api ketika masuk terowongan akan terdengar semakin kuat. Dari uraian itu
dapat disimpulkan bahwa kuat bunyi yang didengar tergantung pada :
- amplitudo
sumber bunyi;
- jarak
antara sumber bunyi dengan pendengar;
- resonansi
yang terjadi;
- serta
adanya dinding pemantul yang sesuai.
Macam-Macam Pemantulan Bunyi
1.
Bunyi
pantul yang memperkuat bunyi asli
Suara gurumu di dalam kelas akan lebih
keras dibandingkan dengan suara guru olah ragamu di lapangan. Itu dikarenakan
suara di dalam ruangan akan dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan.
2.
Gaung
atau kerdam
Bunyi pantul yang datangnya hanya
sebagian yang bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak
jelas disebut gaung atau kerdam.
Gaung atau kerdam dapat terjadi di
gedung bioskop, gedung pertunjukan, gedung pertemuan, studio radio, dan lain-lain.
Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding gedung-gedung tersebut
biasanya dilapisi bahan yang dapat meredam bunyi disebut bahan akustik.
Misalnya, kain wol, kapas, karton, papan karton, gabus, dan karet busa.
3.
Gema
Bunyi pantul dapat terdengar dengan
jelas seperti bunyi aslinya karena antara bunyi pantuldengan bunyi asli tidak saling
mengganggu. Hal ini dimungkinkan jika jarak antara dinding pemantul dengan
sumber bunyi jauh. Karena jarak yang jauh, bunyi akan berjalan menempuh jarak
yang jauh. Waktu yang digunakan untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli
sudah selesai diucapkan, bunyi pantul mungkin masih di perjalanan.
Akibatnya, bunyi pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang
terdengar jelas setelah bunyi asli disebut gema. Gema dapat terjadi di
lereng-lereng gunung atau di lembah-lembah.
Manfaat
Bunyi Pantul
1)
Pengukuran
jarak dengan gema
Dalam satu sekon biasanya dapat
diucapkan lima suku kata. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengucapkan satu
suku kata? Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus
datang secepat-cepatnya setelah 1/5 sekon, yaitu setelah suku kata tersebut selesai
diucapkan. Dengan demikian, selama 1/5 sekon bunyi telah menempuh jarak dua
kali jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul. Jadi, untuk 1 suku kata,
jarak dinding pemantul adalah :
Untuk n suku kata, jarak dinding pemantul
adalah
Waktu terdengar gema, artinya bunyi
telah menempuh jarak tersebut pergi-pulang. Jika jarak d dan waktu yang
dibutuhkan t maka kecepatan bunyinya adalah :
2)
Pengukuran
kedalaman laut dengan pemantulan bunyi
Sebuah sumber getar yang disebut
osilator dipasang pada dinding kapal bagian bawah. Di dekat osilator dipasang
hidrofon, yaitu alat yang dapat menangkap getaran.
Untuk mengukur kedalaman laut,
osilator digetarkan. Getaran ultrasonik yang dihasilkannya diarahkan ke dasar
laut. Oleh dasar laut, getaran ini dipantulkan dan diterima hidrofon. Sebuah
alat pencatat akan mencatat selang waktu antara getaran dikirim dan getaran
pantul yang diterima. Jika cepat rambat bunyi di air laut diketahui maka
kedalaman laut dapat dihitung.
Bunyi dapat dipantulkan. Bunyi
pantul yang terdengar setelah terdengarnya bunyi asli disebut gema. Bunyi
pantul yang sebagian terdengar bersamaaan dengan bunyi asli disebut gaung atau
kerdam dari bunyi
pantul tersebut.
Sumber
: http://fisikazone.com/pemantulan-bunyi-bunyi-pantul/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar