Minggu, 29 Maret 2015

Telinga


Telinga merupakan organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.

Bagian Telinga

Telinga terdiri dari tiga bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

1.      Telinga Luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani.
Ø  Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Ø  Saluran Telinga (Meatus) – Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini menguatkan gelombang suara dan channelizes mereka ke telinga tengah. Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang mensekresi kotoran telinga.
Ø  Gendang telinga (Membran Timpani) – Gendang telinga adalah selaput tipis yang bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat itu menerima gelombang suara, dan mengubah energi suara menjadi energi mekanik.

2.      Telinga Tengah
Telinga tengah adalah rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi, 3 tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Ujung dari saluran Eustachius juga berada di telinga tengah.
Ø  Hammer (Malleus) – Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga. Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan hammer bergetar.
Ø Anvil (Incus) – Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu bergetar dalam menanggapi getaran hammer.
Ø  Stirrup (Stapes) – Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang kompresional ke telinga bagian dalam.

3.      Telinga dalam
Telinga dalam merupakan saluran berlekuk-lekuk yang tersusun oleh beberapa saluran, yaitu Telinga Jorong, Saluran Setengah Lingkaran, Rumah Siput, Tingkap Bundar.
Ø  Saluran setengah lingkaran – Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat pada koklea dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan.
Ø  Koklea (rumah siput) adalah pusat pendengaran dari telinga bagian dalam, organ cairan yang menerjemahkan getaran suara menjadi impuls pendengaran yang dapat dimengerti otak. Hal ini terjadi pada organ Corti, struktur yang terdiri dari rambut halus di seluruh koklea yang bergetar dan mengirimkan sinyal listrik melalui sistem saraf.


Minggu, 15 Maret 2015

Sistem Ekskresi Pada Hati

Hati merupakan organ bagian dalam manusia yang berukuran paling besar. Organ ini mempunyai berat sekitar 1,5 kg atau sekitar 3–5% dari berat badan. Hati berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Hati mempunyai keunikan di antaranya dapat memperbarui atau menumbuhkan kembali sel-sel yang sudah rusak akibat terluka atau penyakit. Namun, jika hati mengalami kerusakan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan hati sehingga sel-selnya tidak dapat diperbarui lagi.

A.   Fungsi Hati

1)         Tempat untuk Menyimpan Energi
Hati menyimpan energi dalam bentuk glikogen. Glikogen dibentuk dari suatu jenis zat gula yang disebut glukosa. Ketika kadar gula dalam darah tinggi, hati mengkombinasi molekulmolekul glukosa yang tersusun dalam rantai panjang menjadi glikogen melalui proses glikogenesis. Ketika kadar glukosa dalam darah lebih rendah dari kebutuhan tubuh, hati mengubah glikogen menjadi glukosa.
2)         Menyimpan Vitamin-Vitamin
Hati mengambil vitamin dari aliran darah yang diangkut oleh pembuluh portal hepatik. Hati kemudian mengumpulkan dan menyimpan persediaan vitamin A, D, E, dan K. Vitamin ini dapat disimpan hingga dua sampai empat tahun.
3)         Sebagai Pabrik Kimia Tubuh
Beberapa protein penting yang ditemukan di dalam darah dihasilkan oleh hati. Salah satu jenis protein tersebut yaitu albumin. Albumin berfungsi membantu ketersediaan kalsium dan unsur-unsur penting lain dalam aliran darah. Albumin juga membantu pergerakan air dari aliran darah ke jaringan tubuh. Selain albumin, hati juga memproduksi globin. Globin turut membentuk hemoglobin yang merupakan pembawa oksigen dalam sel darah merah.
Jenis protein lain yang ditemukan dalam hati yaitu globulin. Globulin yaitu sekelompok protein yang di dalamnya terdapat antibodi. Globulin berperan dalam sistem kekebalan tubuh yang bekerja sama dengan antibodi melawan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Selain itu, globulin juga merupakan komponen kunci dari membran sel yang mengangkut lemak dalam aliran darah ke dalam jaringan tubuh. Zat kimia lain yang dihasilkan oleh hati yaitu fibrinogen dan
protrombin. Zat kimia ini membantu menyembuhkan luka dan membantu darah membentuk zat pembeku dan kolesterol.
4)         Pembersih atau Detoksifikasi
Hati membantu membersihkan zat-zat racun, seperti obat dan alkohol dari aliran darah. Hati melakukannya dengan cara menyerap zat-zat berbahaya tersebut lalu menetralkannya menggunakan cairan empedu.
5)         Memproduksi Cairan Empedu
Selain berperan dalam sistem pencernaan, hati berperan dalam sistem ekskresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi yaitu mengekskresikan cairan empedu secara terus-menerus. Setiap harinya, hati mampu mengekskresikan cairan empedu 800–1.000 ml. Cairan empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid (lesitin), zat warna empedu (pigmen bilirubin, dan biliverdin), serta beberapa ion.

Cairan empedu berperan mencerna dan mengelmusikan lemak dalam usus, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air, serta membentuk urea dan amonia. Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari eritrosit yang telah tua. Hemoglobin ini akan diuraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati kemudian dikirim ke sumsum tulang merah. Zat-zat tersebut digunakan dalam pembentukan antibodi atau hemoglobin baru. Sementara itu, hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin.

Bilirubin dan biliverdin ini merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijaubiru. Zat warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin. Urobilin kemudian diekresikan dari dalam tubuh dan memberi warna kekuningan pada feses dan urine.

B.     Struktur Hati

Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan, dengan posisi sedikit saling menindih. Lobus kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri dari banyak lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Struktur lobulus berbentuk persegi enam, dengan panjang kurang lebih 1 mm.

Bagian luar hati dilindungi oleh kapsula hepatika. Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh darah, yaitu arteri hepatika dan vena portal hepatika. Arteri hepatika mengangkut 30% darah dari jumlah total darah di hati. Darah ini berasal dari percabangan aorta sehingga darah yang diangkut merupakan darah yang mengandung banyak oksigen. Sementara itu, vena porta hepatikamengangkut 70% dari jumlah total darah yang ada di hati. Darah ini mengangkut
sari-sari makanan dari usus halus.


Pembuluh yang mengangkut darah keluar dari hati yaitu vena hepatika. Pertemuan antara pembuluh arteri hepatika dan vena porta hepatika membentuk sinusoid. Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer. Sel ini bertugas memfagositosis organisme asing atau zat-zat berbahaya. Dari fagositosis ini akan menghasilkan bilirubin. Bilirubin ini kemudian diekskresikan oleh kanalikuli dalam wujud empedu. Jaringan hati tersusun oleh sel-sel hepatosit. Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna, sedangkan antara hepatosit satu dengan hepatosit yang lain dipisahkan oleh kanalikuli.

Sumber : http://zonabiokita.blogspot.com/2013/09/sistem-ekskresi-pada-manusia-organ-hati.html

Sistem Ekskresi Pada Paru-Paru

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.


1.      Fungsi Paru - Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbon Dioksida(CO2) dan uap air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung


2.      Kelainan Pada Paru-Paru
Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:

a.       Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
b.      Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
c.       Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.

3.      Cara Mengatasi Kelainan Pada Paru-Paru
a.       Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi secara teratur
b.      Berolah raga dengan teratur
c.       Istirahat minimal 6 jam per hari

d.      Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba


Sumber : http://belajar-fun.blogspot.com/2012/05/sistem-ekskresi-manusia-paru-paru.html

Gangguan Pada Kulit


1)      Jerawat
Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh aktivitas kelenjar lemak yang berlebihan, adanya gangguan pada proses pengelupasan kulit, serta adanya bakteri di permukaan kulit.

2)      Eksim atau dermatitis
Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh alergi, stres bawaan, ataupun kontak dengan penyebab iritasi.

3)      Panu dan kurap
Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini biasanya tumbuh di daerah lipatan-lipatan kulit yang dipicu oleh kelembapan. Gejala yang tampak pada gangguan kulit ini antara lain gatal-gatal bersisik, berwarna putih (panu) dan kemerahan (kurap).

4)      Kusta

Merupakan kelainan pada kulit yang disebabkan oleh Micobacterium leprae. Gejalanya terdapat benjol-benjol kecil berwarna merah muda atau ungu pada kulit. Benjolan ini dapat menyebar secara berkelompok hingga sampai ke mata dan hidung serta menyebabkan pendarahan.

Sumber : http://audyjunior.blogspot.com/2012/10/sistem-ekskresi-pada-manusiakulit.html

Sistem Ekskresi Pada Kulit


Kulit merupakan bagian terluar tubuh. Jadi, kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan fisik seperti gesekan, panas, atau zat kimia. Kulit juga menjaga tubuh agar tidak banyak kehilangan air, yaitu dengan mengatur suhu tubuh. Selain itu, kulit juga selalu menerima rangsangan mekanis dari luar tubuh. Hal ini yang menyebabkan kulit selalu memperbarui sel-selnya karena setiap hari jutaan sel-sel kulit rusak. Selain hal-hal di atas, kulit mempunyai peranan penting dalam mengekskresikan zat-zat dalam bentuk keringat.

1.      BAGIAN-BAGIAN KULIT
1)      Kulit Ari 
Kulit ari adalah kulit yang paling luar dan sangat tipis sekali. Kulit ari terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. 
a.       Lapisan tanduk 
Lapisan tanduk yaitu lapisan kulit ari yang paling luar dan merupakan lapisan mati sehingga mudah mengelupas, tidak memiliki inti, dan mengandung zat keratin. Lapisan ini akan selalu baru, jika mengelupas tidak akan terasa sakit atau mengeluarkan darah karena tidak terdapat pembuluh darah dan saraf. 
b.      Lapisan malpighi 
Lapisan malpighi merupakan kulit ari yang berada di bawah lapisan kulit tanduk. Lapisan ini tersusun dari sel-sel hidup yang selalu membelah diri. Pada lapisan ini terdapat pembuluh kapiler yang berperan untuk penyampaian nutrisi. Sel-sel yang hidup tersebut mengandung melanin. Apakah yang dimaksud dengan melanin? Melanin adalah pigmen sel yang mewarnai kulit dan melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari. 

2)      Kulit jangat
Kulit jangat atau dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membrane basalis. Dermis lebih tebal dari pada epidermis. Dermis mempunyai serabut elastik yang memungkinkan kulit merenggang pada saat orang bertambah gemuk, dan kulit bergelambir pada saat orang menjadi kurus. Pada lapisan dalam dermis akan kamu temui:
Ø  Pembuluh kapiler, berfungsi untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit.
Ø  Kelenjar keringat (glandula sudorifera), tersebar diseluruh kulit dan berfungsi untuk menghasilkan keringat. 
Ø  Kelenjar minyak (glandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak supaya kulit dan rambut tidak kering dan mengkerut. 
Ø  Kantong rambut, memiliki akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut. Pada saat dingin dan rasa takut, rambut yang ada di tubuh kita terasa berdiri. Hal ini disebabkan karena didekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut. 
Ø  Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf rasa panas, saraf rasa dingin, dan saraf sentuhan.

3)      Jaringan ikat bawah kulit
Jaringan ikat bawah kulit berada di bawah dermis. Jaringan ini tidak memiliki pembatas yang jelas dengan dermis, sebagai patokannya adalah mulainya terdapat sel lemak. Pada lapisan kulit ini banyak terdapat lemak. Apa fungsi dari lapisan lemak tersebut? Lapisan lemak berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benturan, menahan panas tubuh, dan sebagai sumber energy cadangan.

2.      FUNGSI KULIT

1)      Alat pengeluaran
Kulit sebagai alat pengeluaran zat sisa metabolism berupa keringat yang mengandung air dan garam serta sisa bahan lainnya.
2)      Pengatur suhu tubuh
Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Demikian suhu tubuh akan turun. Cara pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh, misalnya menyentuh pakaian.

Jika tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar keringat tidak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi pengeluaran panas dari tubuh. Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang berperan dalam keadaan dingin adalah ginjal, sehingga kita sering merasa ingin buang air kecil pada waktu dingin.
3)      Tempat pembentukan vitamin D
Di dalam kulit terdapat provitamin D yang dapat diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet matahari pada waktu pagi hari. Vitamin D sangat penting untuk pembentukan tulang.
4)      Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan bagian bawah bekerja sebagai tempat penyimpanan air. Jaringan adipose di bawah kulit sebagai tempat penyimpanan lemak. Cadangan lemak dapat dibakar sehingga menghasilkan panas dan energi untuk mengatasi udara dingin. Untuk itulah, biasanya orang yang memiliki banyak lemak atau orang gemuk lebih tahan dengan udara dingin.
5)      Pelindung
Kulit melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa tekanan, dan gangguan yang bersifat kimia. Selain itu, kulit juga melindungi tubuh dari gangguan yang bersifat biologis, seperti serangan bakteri dan jamur. Kulit juga menjaga tubuh supaya tidak kehilangan banyak air dan melindungi tubuh dari sinar ultraviolet.
6)      Indera peraba
Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang bisa menangkap rangsangan berupa suhu, nyeri, dan tekanan. Rangsangan tersebut akan disampaikan ke otak sebagai pusat informasi sehingga kita dapat mengetahui apa yang kita sentuh.

Sumber : http://audyjunior.blogspot.com/2012/10/sistem-ekskresi-pada-manusiakulit.html

Gangguan dan Kelainan Pada Ginjal


1.     Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.

2.     Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi sehingga urin mengandung protein.

3.     Nefrites (Radang Ginjal)
Nefrites merupakan kerusakan pada ginjal akibat glomerulus terinfeksi bekteri strepcoccus. Glomerulus rusak mengakibatkan urea dan asam urat masuk lagi ke dalam darah. Akibatnya penderita akan mangalami uremania. Indikasi penyakit ini yakni adanya penimbuhan air pada kaki atau edema yang terjadi karena proses penyerapan air terganggu.

4.     Diabetes Melitus (Glukosuria)
Diabetes Melitus (kencing manis) merupakan gangguan yang disebabkan oleh adanya kandungan gula dalam urine. Kurangnya hormon insulin dari pankreas menjadikan kadar gula dalam darah sangat tinggi. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.

5.     Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus, merupakan gangguan ginjal yang menyebabkan penderita mengeluarkan banyak urine. Penyakit ini dapat terjadi karena penderita kekurangan hormon antidiuretika (ADH) yang disekresikan kelenjar hipofisis. Apabila hormon ADH seseorang berkurang, jumlah urine yang dihasilkan dapat naik hingga 20 – 30 kali lipat.


6.     Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk dari adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Bentuk batu binjal seperti kristal yang tidak dapat larut. Kandungan zat yang ada di dalamnya adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebab adanya endapan garam ini karena penderita terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral, sedangkan air di konsumsi hanya sedikit. Selain itu, dipengaruhi perilaku buruk penderita yang sering menahan buang air kecil. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.

7.     Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.

8.     Oligouria
Oligouria, merupakan kerusakan ginjal yang menyebabkan penderita mengeluarkan urine dalam jumlah sangat sedikit atau bisa juga sama sekali tidak ada (anura).

9.     Poliuria
Poliuria, merupakan gangguan yang terjadi karena kemampuan rendah nefron melakukan reabsorpsi. Akibat gangguan ini, urine yang dikeluarkan oleh tubuh amat banyak dan encer.

Sumber : http://amaliaakusuma.blogspot.com/2012/08/kelaina-pada-sistem-ekskresi-manusia.html


Sistem Ekskresi Pada Ginjal


Manusia memerlukan energi untuk beraktivitas sehari-hari. Energi tersebut berasal dari proses metabolisme dalam tubuh. Metabolisme dalam tubuh manusia selain menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga menghasilkan zat sisa. Zat sisa tersebut dinamakan zat sisa metabolisme tubuh. Zat-zat sisa tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui suatu sistem yang disebut sistem ekskresi. Zat-zat sisa metabolisme tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun bagi tubuh.

Proses ekskresi melibatkan organ-organ khusus dan membentuk suatu sistem ekskresi. Sistem ekskresi ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan (homeostasis) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh. Sistem ekskresi ini tidak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga hewan.

Sistem ekskresi manusia terdiri atas organ-organ ekskresi. Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan CO2 dan H2O. Sisa metabolisme protein berupa amino, NH3, urea, dan asam urat. Contoh organ tubuh manusia yang dapat mengekresikan sisa metabolisme adalah paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.

Gambar: Organ-organ sistem ekskresi

1. Ginjal
Ginjal manusia berwarna merah gelap dan berbentuk mirip kacang merah. Panjangnya 10–13 cm dan lebarnya 5–7,5 km.

a.       Letak Ginjal
Ginjal terletak di sebelah kiri dan kanan ruas tulang pinggang di dalam rongga perut. Ginjal berada di bawah diafragma dan di belakang peritonium, tepatnya di bawah hati pada sisi kanan dan di bawah limpa pada sisi kiri. Letak ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal kanan karena di atas ginjal kanan terdapat hati yang menempati sebagian besar ruang di rongga perut.

b.      Fungsi Ginjal
1.      Menjaga keseimbangan air dalam tubuh dengan mengatur volume plasma darah dan volume air.
2.      Membuang sisa metabolisme, misal urea, asam urat, kreatinin, kreatin, obat-obatan, dan zat lain yang bersifat racun.
3.      Mengatur kandungan elektrolit dengan menyaring zat-zat kimia yang masih berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan mengembalikannya ke saluran peredaran darah.
4.      Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu membuang garam yang berlebihan dan menahan garam apabila jumlahnya
berkurang.
5.      Menjaga asam basa cairan darah dengan mengatur pH plasma darah dan cairantubuh dengan mengekskresikan urine yang bersifat basa atau mengekskresikan urine yang bersifat asam.
6.      Menghasilkan zat-zat berikut.
·         Eritropoietin (EPO) yang merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah merah (eritrosit).
·         Kalsitriol merupakan bentuk aktif vitamin D yang membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh.

c. Struktur Ginjal



Dari bagian luar ke dalam, ginjal terdiri atas tiga lapisan, yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis (medula) dan pelvis renalis.  Korteks atau kulit ginjal merupakan bagian luar ginjal. Sementara itu, bagian sebelah dalamnya disebut medula atau sumsum ginjal. Pelvis merupakan bagian dalam ginjal yang berupa ruang kosong sehingga disebut juga rongga ginjal. Pada bagian korteks terdapat nefron. Nefron merupakan unit fungsional dan struktural terkecil pada ginjal. Pada satu unit ginjal manusia terdapat sekitar satu juta nefron.

Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan saluran nefron. Badan Malpighi mengandung glomerulus yang diselubungi oleh kapsula Bowman. Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan kapsula Bowman berbentuk cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus. Glomerulus menghubungkan arteriola aferen (lebar) dengan arteriola eferen (sempit).

Oleh karena itu, glomerulus turut berperan mengatur tekanan darah. Fungsi utama glomerulus adalah sebagai penyaring/filtrasi cairan darah. Saluran ginjal terdiri atas kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimallengkung Henle, dan tubulus kontortus distal.

Pada medula terdapat piramida ginjal dan piala ginjal yang mengandung pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi untuk mengumpulkan hasil ekskresi. Pembuluh-pembuluh itu disebut tubulus kontortus kolektivus. Tubulus kontortus kolektivus berhubungan dengan ureter yang bermuara pada kandung kemih (vesica urinaria). Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan urine sementara. Jika kandung kemih telah mengandung banyak urine, dinding kandung kemih akan tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal kandung kemih meregang. Akibatnya, akan timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan melalui uretra.


Sumber : http://zonabiokita.blogspot.com/2013/09/organ-sistrem-ekskresi-pada-manusia.html