Jumat, 15 Mei 2015

Sonar


Sonar berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sonar juga berarti suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara di dalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan.
Cara Kerja
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor. Secara garis besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan suara didalam air maka letak obyek di dalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber suara.

Jenis Sonar
Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar.
1.      Sistem aktif,  di mana sinyal sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu obyek, petugas sonar mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Karena tidak ada sinyal yang dikirim pada sistem pasif, alat hanya mendengarkan.
2.      Sistem pasif maju, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sonar

Mekanisme Mendengar atau Pendengaran pada Manusia


Telinga Merupakan Alat Pendengaran, Sebagai sebuah alat pendengaran Telinga dapat menangkap bunyi dalam bentuk gelombang suara. Jadi apa yang kita dengar adalah sebuah gelombang yang mempunyai getaran. Yang ditangkap oleh otak kita hanyalah sebuah getaran kemudian otak kita akan menerjemahkan apa yang ia dapat sehingga kita dapat mengetahui apa dan darimana suara itu terjadi.

Dapat kita bayangkan betapa cepatnya otak kita menerjemahkan sebuah gelombang sehingga kita dapat melakukan sebuah aktifitas mendengar setiap saat. Dan kemudian, setelah otak kita dapat menerjemahkan sebuah gelombang itu maka otak kita akan memberikan sebuah tanggapan yang disebut Efektor.

Contohnya ketika ada sebuah gelombang suara yang berasal dari seorang wanita, Maka telinga kita akan menangkap gelombang suara itu dan kemudian otak kita akan langsung menerjemahkan gelombang suara tadi menjadi bunyi yang dapat kita mengerti. Seumpamanya gelombang yang telah di terjemahkan oleh otak itu adalah suara teriakan minta tolong, Maka otak kita akan sangat tanggap untuk memberikan efektor kepada sistem gerak untuk mencari sumber suara itu.

Nah, untuk yang lebih jelasnya. Bisa anda baca disini Mekanisme Pendengaran Pada Manusia :

Pada telinga manusia, semua suara dari luar dapat masuk karena dalam bentuk sebuah gelombang suara yang melalui medium udara. Sebelum kita dapat mendengar bunyi, Sebelumnya telinga akan menangkap dan mengumpulkan gelombang suara. Selanjutnya gelombang suara masuk ke dalam liang telinga ( Saluran pendengaran ) dan ditangkap gendang telinga (Membran Timpani). Akibatnya, gelombang suara tersebut mengalami vibrasi (Getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga tengah melalui 3 lubang kecil (Osikula) yakni :
·                     Tulang Martil (maleus)
·                     Tulang Landasan ( Inklus), dan
·                     Tulang Sangurdi (stapes)
Dari tulang sangurdi, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang berlawanan. Setelah itu getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran basiler dan getaran ini juga akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar. Getaran kemudian akan diubah menjadi impuls saraf, yang selanjutnya dihantarkan oleh saraf auditori menuju ke otak dan otak akan memberikan tanggapan sehingga kita dapat mendengar bunyi.


Demikianlah Mekanisme Mendengar Atau Pendengaran Pada Manusia. Tuhan telah menciptakan manusia sesempurna mungkin. Dan sekarang tugas kita hanyalah untuk menjaga agar tubuh kita selalu dalam keadaan baik. Tubuh yang kita pakai ini hanyalah sebuah wadah, dimana kita akan mengembalikan wadah ini ketempat asalnya masing-masing.


Sumber : http://www.benuailmu.com/2014/08/mekanisme-mendengar-atau-pendengaran.html

Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi terjadi karena gelombang bunyi menabrak bidang pantul kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh bidang pantul tesebut. Ketika kita mendengar suara petir, mungkin kita juga akan mendengar suara susulan yang merupakan gema suara aslinya. Suara susulan ini terjadi akibat adanya bunyi yang menumbuk dinding penumbuk, kemudian dipantulkan oleh dinding itu. Tidak semua bunyi yang mengenai dinding pemantul akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi tersebut yang diserap dinding pemantul. Kemampuan suatu permukaan dalam memantulkan bunyi tergantung pada keras lunaknya permukaan.

Hukum Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan bunyi sebagai berikut. “Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak dalam satu bidang datar. Sudut datang sama besar dengan sudut pantul”.

Sudut datang adalah sudut antara bunyi datang dengan garis normal. Sudut pantul adalah sudut antara bunyi pantul dengan garis normal. Garis normal adalah garis tegak lurus bidang pantul melalui titik jatuh bunyi datang.
Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak dinding pantul tidak jauh dari sumber bunyi. Misalnya, bunyi kereta api ketika masuk terowongan akan terdengar semakin kuat. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa kuat bunyi yang didengar tergantung pada :
  1. amplitudo sumber bunyi;
  2. jarak antara sumber bunyi dengan pendengar;
  3. resonansi yang terjadi;
  4. serta adanya dinding pemantul yang sesuai.
Macam-Macam Pemantulan Bunyi
1.      Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Suara gurumu di dalam kelas akan lebih keras dibandingkan dengan suara guru olah ragamu di lapangan. Itu dikarenakan suara di dalam ruangan akan dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan.
2.      Gaung atau kerdam
Bunyi pantul yang datangnya hanya sebagian yang bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas disebut gaung atau kerdam.
Gaung atau kerdam dapat terjadi di gedung bioskop, gedung pertunjukan, gedung pertemuan, studio radio, dan lain-lain. Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding gedung-gedung tersebut biasanya dilapisi bahan yang dapat meredam bunyi disebut bahan akustik. Misalnya, kain wol, kapas, karton, papan karton, gabus, dan karet busa.
3.      Gema
Bunyi pantul dapat terdengar dengan jelas seperti bunyi aslinya karena antara bunyi pantuldengan bunyi asli tidak saling mengganggu. Hal ini dimungkinkan jika jarak antara dinding pemantul dengan sumber bunyi jauh. Karena jarak yang jauh, bunyi akan berjalan menempuh jarak yang jauh. Waktu yang digunakan untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli sudah selesai diucapkan, bunyi pantul mungkin masih di perjalanan. Akibatnya, bunyi pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang terdengar jelas setelah bunyi asli disebut gema. Gema dapat terjadi di lereng-lereng gunung atau di lembah-lembah.
Manfaat Bunyi Pantul
1)      Pengukuran jarak dengan gema
Dalam satu sekon biasanya dapat diucapkan lima suku kata. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengucapkan satu suku kata? Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepat-cepatnya setelah 1/5 sekon, yaitu setelah suku kata tersebut selesai diucapkan. Dengan demikian, selama 1/5 sekon bunyi telah menempuh jarak dua kali jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul. Jadi, untuk 1 suku kata, jarak dinding pemantul adalah :

Untuk n suku kata, jarak dinding pemantul adalah

Waktu terdengar gema, artinya bunyi telah menempuh jarak tersebut pergi-pulang. Jika jarak d dan waktu yang dibutuhkan t maka kecepatan bunyinya adalah :

2)      Pengukuran kedalaman laut dengan pemantulan bunyi
Sebuah sumber getar yang disebut osilator dipasang pada dinding kapal bagian bawah. Di dekat osilator dipasang hidrofon, yaitu alat yang dapat menangkap getaran.
Untuk mengukur kedalaman laut, osilator digetarkan. Getaran ultrasonik yang dihasilkannya diarahkan ke dasar laut. Oleh dasar laut, getaran ini dipantulkan dan diterima hidrofon. Sebuah alat pencatat akan mencatat selang waktu antara getaran dikirim dan getaran pantul yang diterima. Jika cepat rambat bunyi di air laut diketahui maka kedalaman laut dapat dihitung.
Bunyi dapat dipantulkan. Bunyi pantul yang terdengar setelah terdengarnya bunyi asli disebut gema. Bunyi pantul yang sebagian terdengar bersamaaan dengan bunyi asli disebut gaung atau kerdam dari bunyi pantul tersebut.


 Sumber : http://fisikazone.com/pemantulan-bunyi-bunyi-pantul/

Resonansi

Resonansi sebuah benda akan terjadi jika benda tersebut memiliki frekuensi sama dengan benda yang sedang bergetar. Gejala ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain disebut resonansi. Dalam kehidupan sehari-hari, resonansi memegang peranan sangat penting. Suara dawai gitar dan beruk (sejenis kera) terdengar keras karena adanya peristiwa resonansi.
Resonansi oleh garputala
Gambar di atas dua buah garpu tala yang mempunyai frekuensi sama diletakkan pada kotak yang diberi kotak udara. Jika garpu tala Akemudian digetarkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul dan dibiarkan bergetar beberapa saat kemudian dipegang hingga berhenti bergetar, ternyata garpu tala B yang didekatnya terlihat masih bergetar.
Hal tersebut bisa terjadi karena getaran yang dihasilkan oleh garpu tala A merambat di udara dan menggetarkan garpu tala B. Peristiwa itu disebut resonansi. Tetapi sekitainya frekuensi garpu tala B tidak sama dengan frekuensi garpu tala A, maka garpu tala B tidak akan bergetar. Jadi, dapat disimpulkan resonansi adalah ikut bergetarnya suatu sumber bunyi akibat sumber bunyi yang lain.
Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi sumber-sumber bunyi tersebut sama. Akibat resonansi yaitu dapat memperkuat bunyi aslinya. Beberapa alat yang dapat menunjukkan peristiwa resonansi antara lain sebagai berikut.
Resonansi Pada Beban Yang Digantung Dengan Tali
Tiga buah batu yang digantung dengan benang
  • Pada saat beban A diayun ternyata beban B ikut berayun, beban C diam.
  • Pada saat beban B diayun ternyata beban A ikut berayun, beban C diam.
  • Pada saat beban C diayun beban A diam dan beban B diam.
Maka pada beban yang digantung dengan tali dapat diambil kesimpulan agar dapat terjadi resonansi panjang tali penggantung harus sama.
Resonansi Kolom Udara
Jika garpu tala dengan frekuensi tertentu dibunyikan di atas kolom udara, kemudian kolom udara digerakkan naik turun, maka suatu saat terdengar bunyi yang lebih keras dari bunyi aslinya secara berulang-ulang. Pada saat terdengar bunyi yang keras dari bunyi aslinya tersebut dikatakan dalam kolom udara terjadi peristiwa resonansi.
  • Pada saat terjadi perkerasan pertama dikatakan terjadi resonansi I.
  • Pada saat terjadi perkerasan kedua dikatakan terjadi resonansi II.
Resonansi Kolom Udara
Pada saat terjadi perkerasan ketiga dikatakan terjadi resonansi III dan seterusnya
  • Resonansi I syaratnya jika L = 1/4 λ
  • Resonansi IIsyaratnya jika L = 3/4 λ
  • Resonansi III syaratnya jika L =5/4 λ
Keterangan:
L adalah panjang kolom udara di atas permukaan air.
λ adalah panjang gelombang bunyi yang terbentuk.
Dengan percobaan resonansi pada kolom udara tersebut dapat ditentukan kecepatan bunyi di udara pada saat itu dengan menggunakan persamaan :
V = λ . f
Dimana :
v adalah kecepatan bunyi (dalam m/detik)
λ adalah panjang gelombang (dalam meter)
f adalah frekuensi sumber bunyi (dalam Hz)
Jika getaran yang didengar lebih kuat, ini menunjukkan adanya resonansi dari udara di dalam tabung. Dengan demikian adanya resonansi bunyi, mengakibatkan bunyi asli menjadi lebih keras. Pada alat-alat seperti gitar, biola, kentongan, beduk, dan lain-lain diberi kotak yang berisi udara. Hal ini dimaksudkan karena udara mudah beresonansi maka bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat tersebut menjadi lebih keras.
Resonansi Selaput Tipis
Bagian yang sangat penting pada telinga kita dalah gendang pendengaran. Selaput gendang sangat mudah beresonansi. Jika ada bunyi dari luar yang masuk lewat lubang telinga maka selaput gendang pendengaran akan bergetar. Dengan adanya getaran ini, terjadilah resonansi.
Akibat resonansi, kita dapat mendengar bunyi-bunyi di sekitar kita. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah :
  1. frekuensinya sama;
  2. ada selaput tipis;
  3. ada ruang udara yang panjangnya sama dengan bilangan ganjil 1/4 kali panjang gelombang.
Resonansi Dapat Memperkuat Bunyi Asli
Bunyi yang dihasilkan garpu tala sebenarnya tidak terlalu keras. Namun, ketika terjadi resonansi dengan kolom udara, suara garpu tala menjadi cukup nyaring terdengar. Di sekitar selaput suara manusia terdapat udara. Ketika selaput suara bergetar, udara ini akan ikut bergetar. Getaran udara ini akan mengakibatkan suara manusia terdengar nyaring.
Kerugian Akibat Resonansi
Tidak selamanya resonansi menguntungkan. Bunyi ledakan bom yang sangat keras dapat menimbulkan getaran yang dapat meruntuhkan gedung-gedung. Getaran kereta api yang lewat menyebabkan bagianbagian rumah yang ada di pinggir rel ikut bergetar. Jika hal ini terjadi terus-menerus dan dalam waktu yang lama maka rumah akan cepat rusak karena proses resonansi.


Sumber : http://fisikazone.com/resonansi/

Kualitas Bunyi



Kualitas bunyi atau timbre atau warna bunyi itu karakter bunyi karena banyaknya amplitudo, frekuensi nada dasar, nada tambahan, dan kuat nada atas yang menyertainya. Tanpa kita sadari terdapat beragam warna atau karakter bunyi yang memiliki kekhasan yang ditimbulkan oleh bergetarnya  benda yang ada di lingkungan sekitar kita. Setiap saat kita mendengar bunyi, contohnya saat ada orang yang memainkan alat musik gitar, pianika, dan suling secara bersamaan dengan menggunakan nada dasar yang sama, akan menghasilkan warna bunyi yang berbeda- beda.Berdasarkan contoh di atas maka dapat diketahui bahwa gabungandari beberapa bunyi yang memiliki kualitas bunyi yang berbeda akan terdengar berbeda walaupun frekuensinya sama.

Sumber : http://www.academia.edu/6850374/Resonansi

NADA ♫ ♪


Banyaknya gelombang tiap satu sekon ada yang teratur dan ada yang tidak teratur. Bunyi alat musik adalah salah satu contoh dari bunyi yang frekuensinya teratur. Bunyi kendaraan di jalan, frekuensinya tidak teratur sehingga tidak enak untuk didengar. Gelombang bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada, sedangkan gelombang bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah.
Ketika garputala dipukul, terdengar bunyi yang tetap dan teratur. Itulah yang disebut nada. Nada yang dihasilkan oleh garputala yang frekuensinya berbeda akan berbeda pula. Semakin besar frekuensi maka semakin tinggi nadanya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah frekuensi maka semakin rendah pula nadanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi.
Semakin tinggi frekuensinya, jarak rapatan dan renggangannya semakin pendek. Kamu masih ingat bahwa jarak rapatan dan renggangan yang berdekatan disebut panjang gelombang. Jadi, semakin tinggi frekuensi, panjang gelombangnya semakin pendek.
Dalam teori musik, simbol nada biasanya digunakan huruf C, D, E, F, G, A, B, c, d, e, f, g, a, b, dan seterusnya. Masingmasing nada memiliki frekuensi yang teratur. Misalnya, sebuah garputala mengeluarkan nada musik A. Artinya, garputala bergetar sebanyak 440 kali tiap sekonnya. Hal ini menghasilkan 440 pasang perapatan dan perenggangan. Dengan kata lain, nada A menghasilkan frekuensi 440 Hz. Frekuensi nada yang lainnya dapat ditentukan menggunakan perbandingan sebagai berikut.
Tabel Deretan Nada dan Perbandingan Frekuensinya




Mengacu pada deretan nada dan perbandingan frekuensi pada Tabel di atas maka nada-nada yang akan diketahui frekuensinya dapat dibandingkan dengan nada yang sudah diketahui frekuensinya. Misalnya,
a.       frekuensi nada C berbanding frekuensi nada E adalah:
fC : fE = 24 : 30,
b.      frekuensi nada C berbanding frekuensi nada G adalah:
fC : fG = 24 : 36.

Sumber : http://www.rumus-fisika.com/2014/01/nada-dalam-fisika.html#

Tinggi Rendah dan Kuat Lemah Bunyi


Pada orang dewasa, suara perempuan akan lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki. Pita suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat, mengakibatkan laki-laki memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan perempuan memiliki nada dasar satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz. Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit dan nyeri karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat.

Tinggi rendahnya nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi
bunyi, akan semakin tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin rendah. Garpu tala yang digetarkan pelan-pelan menghasilkan simpangan yang kecil, sehingga amplitudo gelombang yang dihasilkan juga kecil. Hal ini menyebabkan bunyi garpu tala terdengar lemah. Pada saat garpu tala digetarkan akan menghasilkan simpangan yang besar dan amplitudo gelombang yang dihasilkan juga besar sehingga bunyi garpu tala terdengar keras. Kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya. Bagaimana bunyi yang terdengar pada gitar dapat menghasilkan nada yang berbedabeda. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan tinggi rendah nada pada dawai atau senar lakukan kegiatan berikut.
frekuensi senar yang bergetar bergantung pada :
1.      Panjang senar, semakin panjang senar, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
2.      Tegangan senar, semakin besar tegangan senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
3.      Luas penampang senar, semakin kecil penampang senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.


Sumber : Buku IPA kelas 8 kurikulum 2013

Bunyi


Bunyi tercipta karena benda bergetar.Sebuah karet gelang yang direntangkan,kemudian dipetik akan bergerak naik turun.Getaran inilah yang dimaksud dengan getaran.Getaran pada permukaan benda dapat menimbulkan bunyi.Permukaan gelas ygn dipukul,pintu yng diketuk,meja yng ditepak akan bergetar dan menimbulkan bunyi. Getaran terjadi sangat cepat dan sulit dilihat tanpa alat bantu.
Bunyi berbeda karena benda terbuat dari bahan yang berbeda dan mempunyai ketebalan yagn tidaksama.Hal itulah yng menyebabkan perbedaan bunyi botol kosong dan botol berisi cairan.Cairan di dalam botol meredam getaran sehingga bunyinya menjadi lemah.Jika isi cairan dalam botol diatur sedimikian rupa,bunyi dari setiap botol akan menghasilkan bunyi yang teratur atau sering kita sebut dengan nada.
a.       Frekuensi Bunyi.
Getaran sebuah benda akan menghasilkan bunyi. Benda dapat bergetar cepat atau lambat. Getaran yang lambat akan menghasilkan nada yang rendah. Sedangkan benda yang bergetar dengan cepat akan menghasilkan nada tinggi.
Dalam fisika gelombang bunyi, jumlah getaran dalam satu detik disebut frekuensi. Frekuensi diukur dengan satuan hertz atau biasa disingkat dengan dua huruf yaitu HZ. Frekuensi 100 HZ artinya terjadi 100 getaran dalam satu detik.

Sebuah gitar memiliki jenis senar yang berbeda. Ada senar yang tipis, sedang, dan tebal. Perbedaan jenis senar ini akan membuat gitar memiliki frekuensi yang berbeda ketika bergetar. Senar yang tipis akan menghasilkan nada tinggi, sedangkan senar yang tebal akan menghasilkan nada yang rendah. Senar yang bergetar bersamaan akan menghasilkan perpaduan bunyi yang indah.

Sumber :  http://fandychis.blogspot.com/2012/05/artikel-bunyi.html

Kamis, 07 Mei 2015

GETARAN DAN GELOMBANG

1.     Getaran

Getaran didefinisikan sebagai gerak bolak-balik secara berkala melalui titik seimbangnya. Dalam getaran terdapat dua besaran yaitu:
a.       Amplitudo
Amplitudo adalah simpangan paling besar, sedangkan simpangan didefinisikan sebagai jarak benda dari titik seimbangnya.
b.      Periode dan frekuensi
Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran; satuannya dalam SI adalah sekon (disingkat s). Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam satu sekon; satuannya dalam SI adalah hertz (disingkat Hz).

2.     Gelombang
a.       Pengertian dan Sifat Umum Gelombang
Gelombang adalah suatu usikan (getaran) yang merambat, yang membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Sewaktu gelombang merambat, mediumnya tidak ikut merambat. Sedangkan energi gelombang berasal dari getaran. Sedang medium didefinisikan sebagai zat atau bahan dimana getaran merambat. Contoh, medium dari gelombang laut adalah air laut dan medium dari gelombang bunyi adalah udara.

Berdasarkan perlu atau tidaknya medium, gelombang di bagi menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
1)      Gelombang mekanik, seperti gelombang laut, gelombang tali, dan gelombang bunyi memerlukan medium untuk merambat. Jadi gelombang mekanik adalah gelombang yang perambatan getarannya memerlukan medium.
2)      Gelombang elektomagnetik, getaran dari gelombang elektromagnetik dapat merambat melalui ruang hampa (ruang tanpa pertikel), sehingga gelombang elektromagnetik dapat hadir baik ada medium atau tidak. Seperti cahaya matahari yang termasuk gelombang elektromagnetik mermbat melalui ruang hampa yang terdapat dalam atmosfer untuk dapat sampai kepermukaan bumi.

Kemudian berdasarkan acuan arah rambat gelombang terhadap arah getarnya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu gelombang tranversal dan gelombang longitudinal.

1)      Gelombang tranversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya. Rambatan gelombang tranversal berbentuk bukit dan lembah sehingga hanya dapat terjadi dalam zat padat atau vakum. Pada gelombang tranversal, satu gelombang terdiri dari satu bukit dan satu lembah.

2)      Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Rambatan gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan regangan, sehingga dapat terjadi dalam padatan, cairan, dan gas. Pada gelombang longitudinal, satu gelombang terdiri dari satu rapatan dan satu renggangan.


3.     Panjang gelombang
Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak (rapatan) gelombang yang berdekatan atau jarak antara dua dasar (renggangan) gelombang yang berdekatan. Dalam SI, satuan panjang gelombang adalah meter (disingkat m).

4.    Cepat rambat gelombang
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam selang waktu tertentu. Dalam SI, satuan cepat rambat gelombang adalah m/s. Rumus dasar gelombang adalah:
v = λ x f
Keterangan:
v    = cepat rambat gelombang (m/s)
λ    = panjang gelombang (m)
T    = periode (s)
f     = frekuensi (Hz)

5.      Pemantulan gelombang
Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan memgalami perubahan bentuk atau fase. Tetapi, pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.
Didalam tinjauan materi diatas, materi getaran dan gelombang dirasa perlu difahami secara konseptual dan diterapkan dalam produk teknologi dasar sederhana yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

 Sumber : https://dispersi.wordpress.com/kelas-8/getaran-gelombang/